Filosofi Orang Jawa
Ajaran Filsafat Kuno Masyarakat Jawa – Ajaran orang jawa kuno sering menggunakan filosofi (unen-unen/peribahasa) yang berhubungan dengan budi pekerti luhur dan etika kehidupan. Filosofi ini harus selalu digunakan sebagai pedoman, dimaksudkan agar dalam menjalani hidup ini kita senantiasa tertuntun ke jalan yang lurus.
Jawa dan kejawen sebagai bagian tak terpisahkan satu sama lain. Kejawen bisa menjadi penutup atau kulit luar dari beberapa ajaran yang berkembang di Tanah Jawa, pada masa Hindu dan Budha. Dalam perkembangannya, penyebaran Islam di Jawa juga dibungkus dengan ajaran masa lalu, kadang-kadang bahkan melibatkan aspek Jawa sebagai ‘bumbu’ untuk penyebaran agama Islam. Walisongo memiliki andil besar dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa. Unsur-unsur Islam ditanamkan dalam budaya seperti pertunjukan wayang Jawa, lantunan lagu Jawa, ilmu sastra dan filsafat dalam bentuk syair, cerita epos, upacara tradisi selamatan, terutama di Kerajaan Mataram (Yogya/Solo).
Ajaran Filsafat Kuno Masyarakat Jawa – Ajaran orang jawa kuno sering menggunakan filosofi (unen-unen/peribahasa) yang berhubungan dengan budi pekerti luhur dan etika kehidupan. Filosofi ini harus selalu digunakan sebagai pedoman, dimaksudkan agar dalam menjalani hidup ini kita senantiasa tertuntun ke jalan yang lurus.
Jawa dan kejawen sebagai bagian tak terpisahkan satu sama lain. Kejawen bisa menjadi penutup atau kulit luar dari beberapa ajaran yang berkembang di Tanah Jawa, pada masa Hindu dan Budha. Dalam perkembangannya, penyebaran Islam di Jawa juga dibungkus dengan ajaran masa lalu, kadang-kadang bahkan melibatkan aspek Jawa sebagai ‘bumbu’ untuk penyebaran agama Islam. Walisongo memiliki andil besar dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa. Unsur-unsur Islam ditanamkan dalam budaya seperti pertunjukan wayang Jawa, lantunan lagu Jawa, ilmu sastra dan filsafat dalam bentuk syair, cerita epos, upacara tradisi selamatan, terutama di Kerajaan Mataram (Yogya/Solo).